Gempa yang terjadi beberapa tahun
yang lalu itu masih meninggalkan sisa-sisa kekhawatiran di mata masyarakat
Sumatera Barat. Gempa yang terjadi pada kedalaman 81 km dan berada lebih
dekat dengan pantai Padang dibandingkan zona subduksi sebelah barat
Mentawai ini cukup mengguncang bangunan di Sumatera Barat, yang seperti
halnya bangunan di Indonesia lainnya, tidak cukup kuat untuk menahan
gempa.
Lalu, apakah gempa tersebut merupakan yang selama ini dikhawatirkan oleh
para peneliti akan mengguncang wilayah Sumatera Barat, Mentawai dan
sekitarnya, atau dengan kata lain gempa besar berpotensi tsunami yang
selama ini diprediksikan?
Gambar disamping menunjukkan area yang telah sobek (rupture) akibat gempa yang
terjadi di jalur subduksi sepanjang Sumatera. Misalnya akibat gempa Aceh
2004, gempa Nias 2005 dan gempa Bengkulu 2007. Gambar tersebut
menunjukkan adanya area yang belum rupture di sekitar Sumatera Barat.
Gambar. Rupture akibat gempa Sumatera (Sumber: http://www.tectonics.caltech.edu/outreach/highlights/sumatra/what.html)
Apabila
terjadi gempa yang dapat merobek seluruh area yang belum sobek ini,
maka diperkirakan gempa tersebut dapat mencapai magnitudo 8 - 9 SR.
Sebuah simulasi tsunami memperkirakan pencapaian tsunami hingga 20 km
dari pinggir pantai Padang setinggi 2 m. Namun itu adalah kemungkinan
apabila hanya terjadi satu kali gempa besar, lain halnya apabila
sobeknya area tersebut terjadi secara 'cicilan' oleh gempa-gempa kecil,
sehingga dapat mengurangi potensi gempa besar tersebut.
Pernyataan ini juga diperkuat dalam paper McCloskey. Hal ini mengindikasikan bahwa masih ada potensi gempa besar dan terjadinya tsunami di daerah Mentawai dan Sumatera Barat.
Gambar. Lokasi episenter, mekanisme fokus, besar coupling dan Coulomb stress (akumulasi energi) pada gempa Sumatera 2009 (McCloskey et al, 2010)
Gambar. Lokasi Gempa Sumatera 2009 (Sumber: USGS)
Lokasi | 99.867°E, 0.720°S |
Kedalaman Fokus | 81 km |
Waktu Kejadian | 30 September 2009, 10.16 UTC |
Magnitudo | 7.6 |
Intensitas | VII |
Mekanisme Sesar | Sesar naik (Intraplate) |
Tsunami | - |
Jumlah Kematian | 1,115 meninggal 2,902 luka |
Zona subduksi adalah zona pertemuan dua lempeng, dimana salah satu
lempeng memiliki densitas yang lebih berat, sehingga terjadi penunjaman
terhadap lempeng yang densitasnya lebih ringan. Zona subduksi biasa
terjadi pada pertemuan lempeng Samudera Hindia terhadap lempeng benua
Eurasia (Sumateran Megathrust). Kemudian apabila dilihat dari lokasi
gempa tersebut terhadap jalur
subduksi sendiri, gempa tersebut tidak berada pada zona Wadati-Benioff
(sepanjang jalur subduksi atau perbatasan lempeng). Maka gempa ini disebut dengan gempa intraplate atau terjadi di dalam lempeng, bukan di perbatasan (interplate).
Gambar. Penampang lokasi gempa Sumatera 2009 (Sumber: https://earthobservatory.sg/resources/graphs/origin-sumatran-earthquake-september-2009)